Perkenalan manusia dengan gejala radioaktivitas dimulai ketika fisikawan prancis, Antonic Henry Becquerel pada tahun 1896 menemukan unsur Uranium(U) yang menunjukkan gejala aneh dan belum pernah diketahui sebelumnya. Gejala aneh yang merupakan gejala radioaktivitas itu di temukan tidak sengaja, pada saat beliau sedang mempelajari fosforesensi dan fluoresensi. Unsur-unsur Uranium mengalami gejala radiasi tertentu dengan daya tembus yang sama dengan daya tembus sinar X.
Hal yang penting dari hasil penelitian ini adalah bahwa radiasi tidak bergantung pada bentuk senyawa kimia Uranium. Gejala pemancaran radiasi secara spontan dari Uranium tersebut disebut gejala Radioaktivitas.
Pada tahun 1898, yaitu selang waktu dua tahun dari penemuan Uranium. Pasangan suami-istri ahli kimia kabangsaan perancis Marie Curie (1867-1936)dan Pierre Curie (1859-1905) berhasil menemukan gejala sama seperti unsur Uranium. Kedua unsur baru itu ia namai Polonium (Po) dan Radium (Ra). Dalam kurun waktu berikutnya, puluhan bahan lain yang menunjukkkan Radioaktivitas semacam itu berhasil ditemukan oleh Becquerel dan Curie yang merupakan unsur radioaktif alam. Unsur-unsur tersebut terbentuk bersamaan dengan proses terbentuknya alam ini.
Darimana Sumber radiasi di lingkungan, bahaya apa yang ditimbulkan oleh zat radioaktif ini, bagaimana memproteksi nya dan bagaimana melakukan pertolongan pertama terhadap kecelakaan zat Radioaktif ini, secara sederhana dapat dilihat sbb :
SUMBER-SUMBER RADIASI LINGKUNGAN
Ditinjau dari proses terbentuknya unsur-unsur Radiaktif atau sumber-sumber radiasi lainnya yang ada di lingkungan ini dapat di kelompokkan kedalam dua golongan besar, yaitu sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan. Dikatakan sumber radiasi alam karana sumber-sumber itu sudah ada semenjak alam ini lahir. Sumber-sumber radiasi buatan yaitu sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan interverensi manusia, baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud –maksud tertentu atau merupakan hasil samping dari pemanfaatan tekhnolgi nuklir oleh umat manusia.
A. Radiasi Alam
Bahan-bahan Radiaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk secara garis besar. Radiasi alam atau sering juga disebut sebagai radiasi latar
A. Radiasi Alam
Bahan-bahan Radiaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk secara garis besar. Radiasi alam atau sering juga disebut sebagai radiasi latar
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Radiasi ekstra teresterial (berasal dari angkasa luar)
Radiasi dari angkasa luar yang paling penting untuk diketahui adalah : Radiasi Kosmis. Radiasi dari angkasa luar ini terdiri dari dua macam, yaitu : radiasi kosmis primer dan radiasi kosmis skunder. Radiasi kosmis skunder selanjutnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Radiasi kosmis galaksi, radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi dan radiasi kosmis dari matarahari.
Reaksi nuklir yang terjadi dapat menghasilkan sinar kosmis skunder yang terdiri atas meson, elektron, foton,
Radiasi dari angkasa luar yang paling penting untuk diketahui adalah : Radiasi Kosmis. Radiasi dari angkasa luar ini terdiri dari dua macam, yaitu : radiasi kosmis primer dan radiasi kosmis skunder. Radiasi kosmis skunder selanjutnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Radiasi kosmis galaksi, radiasi yang terperangkap dalam medan magnet bumi dan radiasi kosmis dari matarahari.
Reaksi nuklir yang terjadi dapat menghasilkan sinar kosmis skunder yang terdiri atas meson, elektron, foton,
neutron,proton dan lain-lain.
Radiasi teresterial (berasal dari permukaan bumi)
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari bahan-bahan Radioaktif alam yang disebutRadionulkida Primodial. Bahan Radioaktif ini dapat ditemukan dalam lapisan tanah atau batuan, air, serta udara. Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida Primodial ini disebut Radiasi Terseterial. Radiasi ini berasal dari mineral-mineral yang adal dalam batu-batuan dan juga dalam tanah. Seringkali juga dinamakan Radiogeologi.
Sumber-sumber radiasi alam yang berada di permukaan bumi berasal dari bahan-bahan Radioaktif alam yang disebutRadionulkida Primodial. Bahan Radioaktif ini dapat ditemukan dalam lapisan tanah atau batuan, air, serta udara. Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida Primodial ini disebut Radiasi Terseterial. Radiasi ini berasal dari mineral-mineral yang adal dalam batu-batuan dan juga dalam tanah. Seringkali juga dinamakan Radiogeologi.
B. Radiasi Buatan
Selain unsur Radioaktif alam, kita juga mengenal adanya unsur-unsur Radioaktif buatan yang tersebar di lingkungan hidup. Unsur-unsur Radioaktif buatan dapat terbentuk melalui proses fisi, proses aktivasi maupun transmutasi inti lainnya. Radiasi buatan dapat pula berasal dari sumber-sumber lain sperti pesawat sinar – X dan akselerator.
BAHAYA AKIBAT ZAT RADIOAKTIF
Selain unsur Radioaktif alam, kita juga mengenal adanya unsur-unsur Radioaktif buatan yang tersebar di lingkungan hidup. Unsur-unsur Radioaktif buatan dapat terbentuk melalui proses fisi, proses aktivasi maupun transmutasi inti lainnya. Radiasi buatan dapat pula berasal dari sumber-sumber lain sperti pesawat sinar – X dan akselerator.
BAHAYA AKIBAT ZAT RADIOAKTIF
Eksplosi bom yang berasal dari salah satu fission menghasilkan suatu material-material yang Radioaktif. Nuclus dari Uranium atau Plutonium kalau menangkap Neutron menjadi tidak stabil. Jika ledakan dari bom atom ini dekat pada bumi maka tanah juga terlempar sebagai debu ke atas. Juga karena adanya radiasi dari sinar Neutron yang kuat, maka debu ini sebagaian besar menjadi Radioaktif..
A. Bahaya Radiasi
Pada dasarnya bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga atom disebabkan oleh karena ionisasi sel-sel, jaringan-jaringan badan oleh radiasi yang bertenaga. Dalam batas-batas tertentu kulit-kulit manusia tahan terhadap sinar dari luar. Bagian luar kulit selalu di ganti dengan jaringan-jaringan baru oleh lapisan hidup. Penyinaran yang pendek dan sangat kuat tetapi terus-menerus dan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang permanen.
Akibat radiasi terhadap manusia oleh Ellinge dibuat pernyataan sbb :
Menurut metode radiasi : Efek yang langsung disebut efek lokal, dan efek yang tidak langasung dinamakan efek sisitematik.
Menurut waktu dan efek : Efek dapat terjadi segera setelah perlakuan dan disebut efek segera. Namun, kerapkali beberapa waktu berlalau sebelum efek ini terlihat. Periode antara mulai penyinaran dan mulai kelihatan tanda-tanda gangguan dinamakanperiode laten. Akibat radiasi semacam ini dinamakan efek lambat.
Menurut kuantitas efek : Radiasi dapat membuat kerusakan atau perubahan dalam inti sel, sel-sel dan jaringan-jaringan.
Menurut kualitas efek : Radiasi menghasilkan efek yang reversibleatau irreversible. Efek reversible atau ierreversible ini tergantung pada besar-kecilnya dosis radiasi yang dipakai.
A. Bahaya Radiasi
Pada dasarnya bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga atom disebabkan oleh karena ionisasi sel-sel, jaringan-jaringan badan oleh radiasi yang bertenaga. Dalam batas-batas tertentu kulit-kulit manusia tahan terhadap sinar dari luar. Bagian luar kulit selalu di ganti dengan jaringan-jaringan baru oleh lapisan hidup. Penyinaran yang pendek dan sangat kuat tetapi terus-menerus dan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan yang permanen.
Akibat radiasi terhadap manusia oleh Ellinge dibuat pernyataan sbb :
Menurut metode radiasi : Efek yang langsung disebut efek lokal, dan efek yang tidak langasung dinamakan efek sisitematik.
Menurut waktu dan efek : Efek dapat terjadi segera setelah perlakuan dan disebut efek segera. Namun, kerapkali beberapa waktu berlalau sebelum efek ini terlihat. Periode antara mulai penyinaran dan mulai kelihatan tanda-tanda gangguan dinamakanperiode laten. Akibat radiasi semacam ini dinamakan efek lambat.
Menurut kuantitas efek : Radiasi dapat membuat kerusakan atau perubahan dalam inti sel, sel-sel dan jaringan-jaringan.
Menurut kualitas efek : Radiasi menghasilkan efek yang reversibleatau irreversible. Efek reversible atau ierreversible ini tergantung pada besar-kecilnya dosis radiasi yang dipakai.
B. Bahaya Dilihat dari Sudut Sumber Radiasi
Bahaya radiasi bermacam-macam. Efek dapat berbeda-beda, apakah zat radioaktif masuk ke dalam tubuh ataukah hanya menyinari tubuh manusia dan luar saja. Dalam hal yang pertamapun masih ada tingkatan-tingkatan dalam besar-kecilnya bahaya.
Besar-kecilnya peracunan zat Radioaktif yang efektif tergantung pada faktor-faktor dibawah ini:
a. Sifat-sifat dari zat-zat Radioaktif sendiri
Panjang setengah umur zat-zat Radioaktif : Makin panjang setengah umur, makin berbahay zat Radioaktif tersebut.
Besarnya tenaga : Makin besar tenaganya, makin berbahaya zat Radioaktif
Sifat radiasi : Bahaya yang paling besar disebabkan oleh karena sinar tidak dapat dilihat oleh mata.
b. Reaksi badan atau jaringan tubuh terhadap zat Radioaktif
Absorbsi badan terhadap zat Radioaktif : Semakin mudah badan atau bagian badan mengabsorbsi zat Radioaktif, semakin berbahaya zat tersebut.
Derajat lokalisasi selektif dalam badan : Bila zat Radioaktif tertelan biasanya mengendap di tempat-tempat tertentu
Daya eliminasi terhadap zat Radioaktif
Daya Eliminasi yaitu : suatu daya upaya manusia untuk melepaskan zat Radioaktif dari badan manusia.
c. Metode eksperimen yang dipakai
Eksperimen yang labih berbahaya adalah memakai zat-zat Radioaktif di luar tabung-tabung penyimpanan (container) dan langsung berhubungan dengan manusia.
C. Bahaya Menggunakan Zat-zat Radioaktif
Bahaya-bahaya yang timbul akibat penggunaan zat Radioaktif dapat dibedakan sbb :
a. Pengendapan zat-zat Radioaktif ke dalam badan
Bahaya radiasi bermacam-macam. Efek dapat berbeda-beda, apakah zat radioaktif masuk ke dalam tubuh ataukah hanya menyinari tubuh manusia dan luar saja. Dalam hal yang pertamapun masih ada tingkatan-tingkatan dalam besar-kecilnya bahaya.
Besar-kecilnya peracunan zat Radioaktif yang efektif tergantung pada faktor-faktor dibawah ini:
a. Sifat-sifat dari zat-zat Radioaktif sendiri
Panjang setengah umur zat-zat Radioaktif : Makin panjang setengah umur, makin berbahay zat Radioaktif tersebut.
Besarnya tenaga : Makin besar tenaganya, makin berbahaya zat Radioaktif
Sifat radiasi : Bahaya yang paling besar disebabkan oleh karena sinar tidak dapat dilihat oleh mata.
b. Reaksi badan atau jaringan tubuh terhadap zat Radioaktif
Absorbsi badan terhadap zat Radioaktif : Semakin mudah badan atau bagian badan mengabsorbsi zat Radioaktif, semakin berbahaya zat tersebut.
Derajat lokalisasi selektif dalam badan : Bila zat Radioaktif tertelan biasanya mengendap di tempat-tempat tertentu
Daya eliminasi terhadap zat Radioaktif
Daya Eliminasi yaitu : suatu daya upaya manusia untuk melepaskan zat Radioaktif dari badan manusia.
c. Metode eksperimen yang dipakai
Eksperimen yang labih berbahaya adalah memakai zat-zat Radioaktif di luar tabung-tabung penyimpanan (container) dan langsung berhubungan dengan manusia.
C. Bahaya Menggunakan Zat-zat Radioaktif
Bahaya-bahaya yang timbul akibat penggunaan zat Radioaktif dapat dibedakan sbb :
a. Pengendapan zat-zat Radioaktif ke dalam badan
Menelan zat Radioaktif
Menelan zat Radioaktif ini dapat dibedakan menjadi yanggawat (accute) dan kronis (Chronic). Dalam keadaan yang gawat, zat-zat Radioaktif tertelan dalam jumlah yang relatif besar dalam bentuk larutan atau makanan. Dalam keadaan kronis, Radio-isotop tertelan terus-menerus dalam jumlah yang sangat kecil tetapi tertimbun disuatu bagian badan.
Zat-zat Radioaktif terhisap masuk ke saluran pernapasan
Masuknya Radio-isotop kedalam paru-paru merupakan bahaya yang tiga kali lipat, karena paru-paru langsung mendapat penyinaran dan paru-paru langsung mengabsorpsi bahan aktif. Msuknya isotop-isotop kedalam saluran respirasi dimungkinkan dalam bentuk gas, uap, sparay dan debu.
Zat-zat Radioaktif terhisap masuk ke saluran pernapasan
Masuknya Radio-isotop kedalam paru-paru merupakan bahaya yang tiga kali lipat, karena paru-paru langsung mendapat penyinaran dan paru-paru langsung mengabsorpsi bahan aktif. Msuknya isotop-isotop kedalam saluran respirasi dimungkinkan dalam bentuk gas, uap, sparay dan debu.
Absorpsi zat-zat Radioaktif oleh permukaan badan yang sehat dan luka
Jika zat-zat Radioaktif dapat diabsorbsi badan melalui kulit yang sehat ataupun yang luka, dalam keadaan yang tidak menguntungkan merupakan penyimpanan aktivitas dalam kulit dan menghasilkan tumor.
b. Penyinaran zat-zat Radioaktif dari luar terhadap badan
b. Penyinaran zat-zat Radioaktif dari luar terhadap badan
Penyinaran seluruh tubuh dengan sinar-gamma
Penyinaran seluruh tubuh dengan sinar-betta
Peyinaran tangan atau sebagain dari tubuh oleh sinar-gamma atau sinar-betta
Penyinaran seluruh tubuh dengan sinar-betta
Peyinaran tangan atau sebagain dari tubuh oleh sinar-gamma atau sinar-betta
PROTEKSI TERHADAP BAHAYA RADIASI SINAR RADIOAKTIF
a. Penyesuaian laboratorium dan peralatan dengan tindakan-tindakan preventif
Ruang-ruang dan laboratorium yang dipakai dalam percobaan yang mempergunakan radio-isotop harus spesial dibuat untuk keperluan itu. Contoh yang dapat dikemukakan adalah sbb:
Lantai harus mempunyai permukaan yang halus artinya harus kontinu
Tonjolan genting diusahakan sekecil-kecilnya, untuk itu digunakan genting as phalt
Ventilasi didalam ruang kurang lebih mempunyai kecepatan linear aliran udara 100-150 kaki permenit.
Tembok atau dinding dibuat dari bahan-bahan yang tidak berpori dan mudah dicuci.
Laboratorium tidak boleh dipakai untuk ruang makan atau merokok.
Jika jumlah aktivitas lebih besar, maka dipakai alat yang dinamakan the shilded optical system.
b. Pemeriksaan laboratorium dan peralatan sebelum dipakai
Pemeriksaan ada tidaknya sinar bahaya di dalam ruang-ruang laboratorium
c. Proteksi terhadap personel yang bekerja
Pekerja menggunakan pakaian yang baik ialah pakaian yang menutupi seluruh tubuh rapat-rapat.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN RADIOAKTIF
Pertolongan pertama terhadap kecelakaan disebabkan oleh zat Radioaktif , sbb :a) Dengan alat pengukur P.I.C dan Film Badges diketahui bahwa personel atau pekerja dalam hari atau minggu itu mendapat sinar terlalu banyak. Pekerja tidak dapat bekerja sampai didapatkan dengan pasti bahwa kesehatannya tidak terganggu. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan urine, faeces dan darah. Bila ternyata ada gangguan yang dianggap serius, maka pasien harus dipisahkan dari pasien laindan pengawasan diserahkan kepada dokter.b) Apabila kulit terperciki oleh zat-zat Radiaoaktif, entah luka atau tidak, harus segera dicuci. Bila setelah dicuci, ternyata masih terdapat kontaminasi, berarti belum cukup bersih, maka pakailah zat-zat dekontaminasi yang cocok dengan zat Radioaktif tersebut.c) Perawatan yang dilakukan terhadap orang yang menelan zat larutan Radioaktif sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap oarang yang terkena racun, pasien diusahakan agar muntah-muntah, sehingga zat-zat yang meracuni tersebut dapat keluar.d) Debu, spray atau uap, zat Radioaktif yang telah masuk dalam saluran pernapasan (paru-paru), harus dikeluarkan dari paru-paru dan pasien harus dirawat.
Ruang-ruang dan laboratorium yang dipakai dalam percobaan yang mempergunakan radio-isotop harus spesial dibuat untuk keperluan itu. Contoh yang dapat dikemukakan adalah sbb:
Lantai harus mempunyai permukaan yang halus artinya harus kontinu
Tonjolan genting diusahakan sekecil-kecilnya, untuk itu digunakan genting as phalt
Ventilasi didalam ruang kurang lebih mempunyai kecepatan linear aliran udara 100-150 kaki permenit.
Tembok atau dinding dibuat dari bahan-bahan yang tidak berpori dan mudah dicuci.
Laboratorium tidak boleh dipakai untuk ruang makan atau merokok.
Jika jumlah aktivitas lebih besar, maka dipakai alat yang dinamakan the shilded optical system.
b. Pemeriksaan laboratorium dan peralatan sebelum dipakai
Pemeriksaan ada tidaknya sinar bahaya di dalam ruang-ruang laboratorium
c. Proteksi terhadap personel yang bekerja
Pekerja menggunakan pakaian yang baik ialah pakaian yang menutupi seluruh tubuh rapat-rapat.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN RADIOAKTIF
Pertolongan pertama terhadap kecelakaan disebabkan oleh zat Radioaktif , sbb :a) Dengan alat pengukur P.I.C dan Film Badges diketahui bahwa personel atau pekerja dalam hari atau minggu itu mendapat sinar terlalu banyak. Pekerja tidak dapat bekerja sampai didapatkan dengan pasti bahwa kesehatannya tidak terganggu. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan urine, faeces dan darah. Bila ternyata ada gangguan yang dianggap serius, maka pasien harus dipisahkan dari pasien laindan pengawasan diserahkan kepada dokter.b) Apabila kulit terperciki oleh zat-zat Radiaoaktif, entah luka atau tidak, harus segera dicuci. Bila setelah dicuci, ternyata masih terdapat kontaminasi, berarti belum cukup bersih, maka pakailah zat-zat dekontaminasi yang cocok dengan zat Radioaktif tersebut.c) Perawatan yang dilakukan terhadap orang yang menelan zat larutan Radioaktif sama dengan perawatan yang dilakukan terhadap oarang yang terkena racun, pasien diusahakan agar muntah-muntah, sehingga zat-zat yang meracuni tersebut dapat keluar.d) Debu, spray atau uap, zat Radioaktif yang telah masuk dalam saluran pernapasan (paru-paru), harus dikeluarkan dari paru-paru dan pasien harus dirawat.
Credit: fatysahinknowledge.wordpress.com
No comments:
Post a Comment